BaliEkspress.Com | JSCgroupmedia ~ Seorang aktivis muda di Thailand yang dipenjara akibat menyuarakan reformasi sistem monarki negara meninggal akibat mogok makan di balik jeruji.
Kematian Netiporn “Bung” Sanesangkhom memicu seruan baru untuk meninjau ulang proses peradilan yang memungkinkan pelaku politik yang dituduh melakukan pelanggaran tanpa kekerasan ditahan dalam waktu lama di penjara sebelum diadili.
Perempuan berusia 28 tahun tersebut adalah anggota kelompok aktivis Thaluwang, yang dikenal dengan kampanyenya yang berani dan agresif.
Mereka menuntut reformasi monarki dan penghapusan undang-undang yang melarang pencemaran nama baik anggota keluarga kerajaan.
Lukisan Raja Charles III diluncurkan
Raja Charles III telah meluncurkan potret pertamanya sejak dinobatkan lebih dari 12 bulan yang lalu.
Lukisan Jonathan Yeo, yang tingginya 2,8 meter dan lebar 2,2 m, menggambarkan sang raja mengenakan seragam militer Pengawal Welsh, dan bersandar pada pedang.
Nuansa warna merah muda mendominasi karya seni tersebut, berbeda dengan potret kerajaan tradisional pada umumnya.
Sang seniman mengatakan sang raja “terkejut”, tapi “tersenyum menyetujuinya”.
Lukisan tersebut dikerjakan pada tahun 2020 untuk merayakan 50 tahun Pangeran Wales saat itu sebagai anggota organisasi amal, The Drapers’ Company, pada tahun 2022.
Modi membantah memecah umat Hindu dan Muslim India
Perdana Menteri India Narendra Modi membantah kritik jika ia sudah memicu perpecahan antara umat Hindu dan Muslim demi memenangkan pemilu nasional.
India melaksanakan pemilu pada 19 April lalu dalam pemilu tujuh tahap di mana Modi, 73 tahun, mencalonkan diri untuk memenangkan masa jabatan ketiga berturut-turut sejak pemimpin kemerdekaan Jawaharlal Nehru.
Meski memulai kampanyenya dengan menunjukkan rekam jejak ekonomi, pemerintahan, dan popularitasnya, Modi telah mengubah taktiknya setelah tahap pertama dengan menuduh partai oposisi utama, Kongres, pro-Muslim.
“Hari di mana saya mulai berbicara tentang Hindu-Muslim (dalam politik) akan menjadi hari di mana saya kehilangan kemampuan untuk menjalani kehidupan publik.”
Musim panas terpanas dalam 2.000 tahun
Penelitian terbaru menemukan musim panas tahun 2023 bukan hanya musim panas terhangat yang pernah tercatat, namun juga yang terpanas dalam 2.000 tahun terakhir.
Para ilmuwan Eropa tahun lalu menetapkan bahwa periode Juni hingga Agustus adalah periode terpanas sejak tahun 1940, yang jelas menandakan bahwa perubahan iklim memicu kondisi ekstrem baru.
Ditemukan juga suhu tinggi musim panas tahun 2023 di Belahan Bumi Utara juga melampaui rekor dalam jangka waktu yang jauh lebih lama. | BaliEkspress.Com | ABC Indonesian | *** |